
Cerita ini berawal dari kisah seorang gadis remaja yang begitu periang dan juga energik.
Ia merupakan siswi kelas 1 di salah satu SMA yang cukup terkenal. Dan ia juga cukup terkenal karena hobby dan bakatnya di bidang olahraga, bisa dibilang ia gadis yang tomboy.
tapi lain halnya ketika ia mulai mengenal CINTA.
ia biasa dipanggil Icha, gadis tomboy yang memiliki lesung pipi di pipi kirinya.
meski tomboy ia terlihat cukup manis dengan dandanannya yg selenge'an.
Tak banyak teman wanita yg berteman akrab dengannya,,, hanya berteman sekedarnya saja.
Namun teman laki2nya di sekolah cukup banyak, dan lagi siapa yang tidak kenal Icha, cewek tomboy, atlet volly dan renang, yang rajin di kegiatan organisasi2 sekolah namun juga rajin ikut kegiatan keagamaan.
Aksen tomboy melekat padanya sudah sejak lama, penyebabnya mungkin karena ia mendambakan sosok seorang kakak laki2 yang memang tidak pernah dimilikinya. dan itu juga yg membuat dia begitu cepat akrab dengan teman2 laki2 di kelasnya.
Ardi, ketua osis yg manis juga teman sebangkunya. teman yang menemaninya sejak mereka kenal di masa Ospek. Teman yang setiap hari selalu mengisi persahabatn mereka dengan tertawa dan berbagi cerita bersama, teman sekaligus sahabat tempatnya berkeluh kesah, teman yang mulai mencuri perhatiannya dari hari kehari. Awalnya ia berteman secara wajar. Ardi pun memperlakukannya seperti sahabat, Tapi perlakuan Ardi memang cukup keras. Ia memperlakukan Icha sama halnya seperti teman2 laki sebayanya. Meski begitu lambat icha sadar bahwa ia memilik perasaan lebih terhadap sahabatnya itu. Ardi menjadi sahabat sekaligus cinta pertama baginya. ia mulai mengenal arti memiliki dr Ardi, dan ia juga menyadari sepenuhnya bahwa ia menyayangi Ardi lebih dari sekedar sahabat.
Semakin hari icha semakin bersikap layaknya wanita yang tengah jatuh cinta. Ia mulai mengubah penampilannya sedikit demi sedikit hanya agar Ardi dapat lebih memperhatikannya dan juga menganggapnya wanita seutuhnya. sikap dan tingkah lakunya pun kian berubah, menjadi lebih feminim dan lebih perhatian terhadap Ardi. Namun bagi ardi yang memang menganggap Icha hanya sekedar sahabat, perubahan itu seperti tak kasat mata baginya. Ia merasa itu hal yang wajar karena Icha juga semakin dewasa, dan wajar saja ia mulai merubah penampilannya menjadi feminim dan memang itu adalah suatu keharusan bagi seorang wanita.
Hal itu membuat Icha menjadi sangat sedih, ia bingung harus berbuat apa. Ia tidak berani bila harus mengungkapkan isi hatinya kepada pria pujaan hatinya dan sekaligus sahabatnya itu. ia sempat berfikir untuk mengirimkan surat diam2 kepada Ardhi, namun ia tidak berani melakukannya. apalagi bila harus mengungkapkannya secara langsung di depan Ardi, ia takut Ardi berubah sikap padanya dan malah membenci dirinya bila tau perasaanya yang sesungguhnya.
Hingga saat ini, saat mereka telah menginjakkan kaki di Kelas 3 SMA. Masa 2 tahun yang telah mereka lewati bersama, penuh canda, tawa dan juga cerita persahabatan yang indah. Namun Icha tetap tidak bisa berterus terang pada Ardhi tentang perasaannya. Dan selama ini pun meski banyak wanita di sekolah yang mendekati Ardhi, ia tak pernah benar2 memiliki pacar. Ia hanya menganggap mereka semua sebagai teman. Karna itu Icha meyakinkan dirinya untuk tetap menyimpan perasaannyaa sendiri tanpa ada seorangpun yang tau.
Pernah suatu ketika ia akan bertanding dalam turnamen PorDa, ia terpilih mewakili sekolahnya, saat itu ia sangat berharap bahwa Ardi bisa datang untuk memberinya semangat, namun harapannya sirna karena sosok yang ditunggunya tak juga muncul untuk memberi dukungan padanya. Keesokan harinya saat di tanya, Ardi mengaku bahwa ia ada urusan mendadak yang harus ia kerjakan. namun ia tidak menjelaskan detail pekerjaannya dan itu membuat Icha sedikit kecewa.
Pada suatu hari sekolah akan mengadakan event untuk salah satu penilaian tambahan di tugas akhir, Ardi dan Icha termasuk salah satu panitia yang akan ikut membantu kelangsungan acara tersebut. Mereka juga selalu kompak setiap akan mengerjakan sesuatu, meskipun terkadang sering tidak sepikiran, namun hal itu tidak mengubah bahwa mereka adalah tim yang solid. Dan seisi sekolah tau bahwa dimana ada Ardhi pasti disitu ada Icha, begitu juga sebaliknya, dimana ada Icha pasti ada Ardhi. Bila mereka pulang terlalu larut karena rapat disekolah, biasanya Ardhi selalu mengantarnya pulang hingga sampai pintu rumah. Icha dan Ardhi juga adalah orang yang supel dan gampang berbaur, mereka juga sangat bersemangat setiap kali ditugasi ini itu dari sekolah. Dan setiap kali ada acara sekolah yang mereka ikut dalam kepanitiaan, acara tersebut juga selalu sukses.
Di setiap kesempatan, Icha selalu berusaha memberi perhatian lebih kepada Ardhi, terkadang ia juga membawa bekal lebih dari rumah untuk berbagi bersama Ardhi. Tapi selama ini setiap kali Ardhi bertanya tentang siapa org yang sedang disukai Icha, ia selalu mengalihkan pembicaraan, membuat Ardhi beranggapan bahwa tak ada seorangpun yang sedang dekat atau sedang disukai oleh sahabatnya itu.
Icha mulai menyadari perubahan Ardhi belakangan ini, semenjak akhir semester, Ardhi mulai jarang menemaninya pulang bersama atau sekedar mengerjakan tugas2 sekolah bersama. Ardhi mulai jarang mengikuti kegiatan2 tambahan sekolah. saat ditanya, ia hanya bilang bahwa ia ada kegiatan lain yang lebih penting di luar. "suatu hari bila waktunya sudah tepat, Aku akan menceritakannya padamu" begitu yang ia katakan. Saat itu Icha tidak berfikir macam2 tentang kegiatan apa yg dilakukan Ardhi, apakah sebegitu pentingnya hingga ia jarang mengikuti ekskul2 di sekolah.
Begitu UAN dan UAS selesai, mereka semua dinyatakan lulus dengan nilai yang cukup baik.
Seisi kelas sangat bersuka cita dengan hasil yang mereka dapatkan. Ada yang saling berpelukan, ada yang langsung sujud syukur karena mendengar hasil tersebut, ada juga yang sampai menangis saking gembiranya, begitu juga dengan Icha dan Ardhi, dan pada saat itu Ardhi berkata akan mengajak Icha ke suatu tempat sore ini sepulang sekolah.
Icha yang heran dengan perkataan Ardhi hanya tersenyum dan mengangguk.
Sorenya, Ardhi menjemput Icha ke rumahnya. Ia mengatakan akan mengajak Icha ke sebuah taman. Disana ia sudah membawa kejutan yang selama ini belum bisa ia ungkapkan kepada Icha. dan ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada Icha, disaat mereka sedang gembira dengan kelulusan.
Sesampainya mereka di taman tersebut, icha masih menunggu apa yang hendak diberitahukan Ardhi padanya, namun Ardhi seakan bingung dan terlihat ragu. Ia ragu apakh Icha akan senang dan menerima dengan senang kejutan yang ia bawa. Kemudian Ardhi meminta Icha untuk menunggu di taman itu sebentar karena akan membawa kejutan tersebut.
Tak berapa lama Ardhi kemudian datang dari arah belakang Icha,, ingin membuatnya terkejut dengan kejutan yang ia bawa..... "Cha, coba deh liat apa yg aku bawa,,,"... sontan Icha pun berbalik ke belakang dan melihat apa yang Ardhi bawa dengan wajah penasaran....
Ternyata setelah melihatnya Icha memang terkejut,,,, disamping Ardhi kini telah berdiri seorang wanita manis.
Memandang tersenyum tepat ke arah Icha yang di balas Icha dengan tatapan bengong tidak mengerti.
"Aku tau pasti kamu heran kan Cha kenapa aku bawa wanita ini untuk menjadi kejutannya?"
"Dia yang selama ini sangat ingin aku kenalkan ke kamu Cha" ucap Ardhi..
"Dia Pacar Aku,,,, mungkin kamu kaget karena aku ga cerita,,, waktunya selalu tidak tepat karena kita sibuk ujian dan persiapan kelulusan,, karena itu aku mencari waktu yang tepat untuk mengenalkannya.. dan hari inilah yang lebih tepat untuk mengenalkannya padamu"... "Namanya Intan,,, seindah namanya buka??"
Ardhi dengan sangat bahagia memperkenalkan Intan kepada Icha, Namun ia tidak menyadari perubahan di wajah Icha,,,
Icha merasa Cintanya hancur saat itu juga,,, Cinta yang selama ini ia pupuk, dan ia simpan di hatinya,, cinta yang belum sempat terucap kepada sahabatnya Ardhi.... Cinta yang ternyata cukup besar dan kini tiba2 hancur berkeping2 dengan kenyataan yang ada dihadapannya.
Namun saat itu Icha masih dapat menahan sesuatu yang menggenang di pelupuk matanya....
Tak beberapa lama setelah perkenalan itu, Icha pamit untuk pulang, karena terlihat hari itu akan segera turun hujan... Ia berjalan sendirian pulang,, sementara Ardhi pergi mengantarkan Intan pulang ke rumahnya. Wajah Ardhi sangat sumringah, ia tampak sangat bahagia dan terlihat sudah tidak ada beban hati yang mengganjal karena ia sudah menceritakannya kepada Icha... Ardhi dan Intan pun pulang dengan perasaan bahagia.
Sementara itu Icha yang pulang sendirian mulai merasa dunia menjadi teramat sempit baginya,,, air matanya mulai menetes merenungi kejadian barusan,,, ia hancur,,, ia kecewa,,,
Sesampainya dirumah ia langsung masuk kekamar dan mengunci dirinya...
Malam itu terasa begitu lambat berjalan,,,, malam terasa semakin panjang dengan desahan nafas panjang...
Ia sedih,,,,, teramat sedih malah....
Ia sedih karena ia tidak mengunggkapkan perasaanya dari dulu pada Ardhi,,, ia selalu takut untuk itu,,,,
kini,,, semuanya jd terasa sia sia.....
Ia hanya bisa menerima semuanya,, semua sudah terlambat bagi dirinya....
tak ada lagi yang bisa membalikkan waktu....
Icha tetap memendam perasaannya hingga hari ini,,,, hari dimana Ardhi dan Intan akan menikah,,,,
5 tahun berlalu sejak hari itu,,,, Icha selalu bersikap biasa didepan Ardhi dan Intan,,,, tak pernah menyinggung tentang perasaannya,,, berpura2 merasa ikut bahagia dengan semuanya....
Itu juga yang membuat Icha belum bisa menemukan pacar bagi dirinya,,,, ia masih belum bisa melupakan Ardhi sepenuhnya...
Hari ini,, Ardhi dan Intan,,, Icha selalu memberikan support kepada mereka berdua,,,,
Saat ini ia menyadari bahwa ia begitu terlambat untuk mengatakan semuanya,,,
Ia hanya bisa berdo'a untuk kebahagiaan Ardhi dan Intan,,
Ia berharap akan mendapatkan Pasangan yang saling mencintai seperti Ardhi dan Intan,,,,
Dan di Pernikahan itu,, Icha tersenyum tulus memandangi kedua mempelai yang sedang berbahagia itu....
Ia merupakan siswi kelas 1 di salah satu SMA yang cukup terkenal. Dan ia juga cukup terkenal karena hobby dan bakatnya di bidang olahraga, bisa dibilang ia gadis yang tomboy.
tapi lain halnya ketika ia mulai mengenal CINTA.
ia biasa dipanggil Icha, gadis tomboy yang memiliki lesung pipi di pipi kirinya.
meski tomboy ia terlihat cukup manis dengan dandanannya yg selenge'an.
Tak banyak teman wanita yg berteman akrab dengannya,,, hanya berteman sekedarnya saja.
Namun teman laki2nya di sekolah cukup banyak, dan lagi siapa yang tidak kenal Icha, cewek tomboy, atlet volly dan renang, yang rajin di kegiatan organisasi2 sekolah namun juga rajin ikut kegiatan keagamaan.
Aksen tomboy melekat padanya sudah sejak lama, penyebabnya mungkin karena ia mendambakan sosok seorang kakak laki2 yang memang tidak pernah dimilikinya. dan itu juga yg membuat dia begitu cepat akrab dengan teman2 laki2 di kelasnya.
Ardi, ketua osis yg manis juga teman sebangkunya. teman yang menemaninya sejak mereka kenal di masa Ospek. Teman yang setiap hari selalu mengisi persahabatn mereka dengan tertawa dan berbagi cerita bersama, teman sekaligus sahabat tempatnya berkeluh kesah, teman yang mulai mencuri perhatiannya dari hari kehari. Awalnya ia berteman secara wajar. Ardi pun memperlakukannya seperti sahabat, Tapi perlakuan Ardi memang cukup keras. Ia memperlakukan Icha sama halnya seperti teman2 laki sebayanya. Meski begitu lambat icha sadar bahwa ia memilik perasaan lebih terhadap sahabatnya itu. Ardi menjadi sahabat sekaligus cinta pertama baginya. ia mulai mengenal arti memiliki dr Ardi, dan ia juga menyadari sepenuhnya bahwa ia menyayangi Ardi lebih dari sekedar sahabat.
Semakin hari icha semakin bersikap layaknya wanita yang tengah jatuh cinta. Ia mulai mengubah penampilannya sedikit demi sedikit hanya agar Ardi dapat lebih memperhatikannya dan juga menganggapnya wanita seutuhnya. sikap dan tingkah lakunya pun kian berubah, menjadi lebih feminim dan lebih perhatian terhadap Ardi. Namun bagi ardi yang memang menganggap Icha hanya sekedar sahabat, perubahan itu seperti tak kasat mata baginya. Ia merasa itu hal yang wajar karena Icha juga semakin dewasa, dan wajar saja ia mulai merubah penampilannya menjadi feminim dan memang itu adalah suatu keharusan bagi seorang wanita.
Hal itu membuat Icha menjadi sangat sedih, ia bingung harus berbuat apa. Ia tidak berani bila harus mengungkapkan isi hatinya kepada pria pujaan hatinya dan sekaligus sahabatnya itu. ia sempat berfikir untuk mengirimkan surat diam2 kepada Ardhi, namun ia tidak berani melakukannya. apalagi bila harus mengungkapkannya secara langsung di depan Ardi, ia takut Ardi berubah sikap padanya dan malah membenci dirinya bila tau perasaanya yang sesungguhnya.
Hingga saat ini, saat mereka telah menginjakkan kaki di Kelas 3 SMA. Masa 2 tahun yang telah mereka lewati bersama, penuh canda, tawa dan juga cerita persahabatan yang indah. Namun Icha tetap tidak bisa berterus terang pada Ardhi tentang perasaannya. Dan selama ini pun meski banyak wanita di sekolah yang mendekati Ardhi, ia tak pernah benar2 memiliki pacar. Ia hanya menganggap mereka semua sebagai teman. Karna itu Icha meyakinkan dirinya untuk tetap menyimpan perasaannyaa sendiri tanpa ada seorangpun yang tau.
Pernah suatu ketika ia akan bertanding dalam turnamen PorDa, ia terpilih mewakili sekolahnya, saat itu ia sangat berharap bahwa Ardi bisa datang untuk memberinya semangat, namun harapannya sirna karena sosok yang ditunggunya tak juga muncul untuk memberi dukungan padanya. Keesokan harinya saat di tanya, Ardi mengaku bahwa ia ada urusan mendadak yang harus ia kerjakan. namun ia tidak menjelaskan detail pekerjaannya dan itu membuat Icha sedikit kecewa.
Pada suatu hari sekolah akan mengadakan event untuk salah satu penilaian tambahan di tugas akhir, Ardi dan Icha termasuk salah satu panitia yang akan ikut membantu kelangsungan acara tersebut. Mereka juga selalu kompak setiap akan mengerjakan sesuatu, meskipun terkadang sering tidak sepikiran, namun hal itu tidak mengubah bahwa mereka adalah tim yang solid. Dan seisi sekolah tau bahwa dimana ada Ardhi pasti disitu ada Icha, begitu juga sebaliknya, dimana ada Icha pasti ada Ardhi. Bila mereka pulang terlalu larut karena rapat disekolah, biasanya Ardhi selalu mengantarnya pulang hingga sampai pintu rumah. Icha dan Ardhi juga adalah orang yang supel dan gampang berbaur, mereka juga sangat bersemangat setiap kali ditugasi ini itu dari sekolah. Dan setiap kali ada acara sekolah yang mereka ikut dalam kepanitiaan, acara tersebut juga selalu sukses.
Di setiap kesempatan, Icha selalu berusaha memberi perhatian lebih kepada Ardhi, terkadang ia juga membawa bekal lebih dari rumah untuk berbagi bersama Ardhi. Tapi selama ini setiap kali Ardhi bertanya tentang siapa org yang sedang disukai Icha, ia selalu mengalihkan pembicaraan, membuat Ardhi beranggapan bahwa tak ada seorangpun yang sedang dekat atau sedang disukai oleh sahabatnya itu.
Icha mulai menyadari perubahan Ardhi belakangan ini, semenjak akhir semester, Ardhi mulai jarang menemaninya pulang bersama atau sekedar mengerjakan tugas2 sekolah bersama. Ardhi mulai jarang mengikuti kegiatan2 tambahan sekolah. saat ditanya, ia hanya bilang bahwa ia ada kegiatan lain yang lebih penting di luar. "suatu hari bila waktunya sudah tepat, Aku akan menceritakannya padamu" begitu yang ia katakan. Saat itu Icha tidak berfikir macam2 tentang kegiatan apa yg dilakukan Ardhi, apakah sebegitu pentingnya hingga ia jarang mengikuti ekskul2 di sekolah.
Begitu UAN dan UAS selesai, mereka semua dinyatakan lulus dengan nilai yang cukup baik.
Seisi kelas sangat bersuka cita dengan hasil yang mereka dapatkan. Ada yang saling berpelukan, ada yang langsung sujud syukur karena mendengar hasil tersebut, ada juga yang sampai menangis saking gembiranya, begitu juga dengan Icha dan Ardhi, dan pada saat itu Ardhi berkata akan mengajak Icha ke suatu tempat sore ini sepulang sekolah.
Icha yang heran dengan perkataan Ardhi hanya tersenyum dan mengangguk.
Sorenya, Ardhi menjemput Icha ke rumahnya. Ia mengatakan akan mengajak Icha ke sebuah taman. Disana ia sudah membawa kejutan yang selama ini belum bisa ia ungkapkan kepada Icha. dan ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada Icha, disaat mereka sedang gembira dengan kelulusan.
Sesampainya mereka di taman tersebut, icha masih menunggu apa yang hendak diberitahukan Ardhi padanya, namun Ardhi seakan bingung dan terlihat ragu. Ia ragu apakh Icha akan senang dan menerima dengan senang kejutan yang ia bawa. Kemudian Ardhi meminta Icha untuk menunggu di taman itu sebentar karena akan membawa kejutan tersebut.
Tak berapa lama Ardhi kemudian datang dari arah belakang Icha,, ingin membuatnya terkejut dengan kejutan yang ia bawa..... "Cha, coba deh liat apa yg aku bawa,,,"... sontan Icha pun berbalik ke belakang dan melihat apa yang Ardhi bawa dengan wajah penasaran....
Ternyata setelah melihatnya Icha memang terkejut,,,, disamping Ardhi kini telah berdiri seorang wanita manis.
Memandang tersenyum tepat ke arah Icha yang di balas Icha dengan tatapan bengong tidak mengerti.
"Aku tau pasti kamu heran kan Cha kenapa aku bawa wanita ini untuk menjadi kejutannya?"
"Dia yang selama ini sangat ingin aku kenalkan ke kamu Cha" ucap Ardhi..
"Dia Pacar Aku,,,, mungkin kamu kaget karena aku ga cerita,,, waktunya selalu tidak tepat karena kita sibuk ujian dan persiapan kelulusan,, karena itu aku mencari waktu yang tepat untuk mengenalkannya.. dan hari inilah yang lebih tepat untuk mengenalkannya padamu"... "Namanya Intan,,, seindah namanya buka??"
Ardhi dengan sangat bahagia memperkenalkan Intan kepada Icha, Namun ia tidak menyadari perubahan di wajah Icha,,,
Icha merasa Cintanya hancur saat itu juga,,, Cinta yang selama ini ia pupuk, dan ia simpan di hatinya,, cinta yang belum sempat terucap kepada sahabatnya Ardhi.... Cinta yang ternyata cukup besar dan kini tiba2 hancur berkeping2 dengan kenyataan yang ada dihadapannya.
Namun saat itu Icha masih dapat menahan sesuatu yang menggenang di pelupuk matanya....
Tak beberapa lama setelah perkenalan itu, Icha pamit untuk pulang, karena terlihat hari itu akan segera turun hujan... Ia berjalan sendirian pulang,, sementara Ardhi pergi mengantarkan Intan pulang ke rumahnya. Wajah Ardhi sangat sumringah, ia tampak sangat bahagia dan terlihat sudah tidak ada beban hati yang mengganjal karena ia sudah menceritakannya kepada Icha... Ardhi dan Intan pun pulang dengan perasaan bahagia.
Sementara itu Icha yang pulang sendirian mulai merasa dunia menjadi teramat sempit baginya,,, air matanya mulai menetes merenungi kejadian barusan,,, ia hancur,,, ia kecewa,,,
Sesampainya dirumah ia langsung masuk kekamar dan mengunci dirinya...
Malam itu terasa begitu lambat berjalan,,,, malam terasa semakin panjang dengan desahan nafas panjang...
Ia sedih,,,,, teramat sedih malah....
Ia sedih karena ia tidak mengunggkapkan perasaanya dari dulu pada Ardhi,,, ia selalu takut untuk itu,,,,
kini,,, semuanya jd terasa sia sia.....
Ia hanya bisa menerima semuanya,, semua sudah terlambat bagi dirinya....
tak ada lagi yang bisa membalikkan waktu....
Icha tetap memendam perasaannya hingga hari ini,,,, hari dimana Ardhi dan Intan akan menikah,,,,
5 tahun berlalu sejak hari itu,,,, Icha selalu bersikap biasa didepan Ardhi dan Intan,,,, tak pernah menyinggung tentang perasaannya,,, berpura2 merasa ikut bahagia dengan semuanya....
Itu juga yang membuat Icha belum bisa menemukan pacar bagi dirinya,,,, ia masih belum bisa melupakan Ardhi sepenuhnya...
Hari ini,, Ardhi dan Intan,,, Icha selalu memberikan support kepada mereka berdua,,,,
Saat ini ia menyadari bahwa ia begitu terlambat untuk mengatakan semuanya,,,
Ia hanya bisa berdo'a untuk kebahagiaan Ardhi dan Intan,,
Ia berharap akan mendapatkan Pasangan yang saling mencintai seperti Ardhi dan Intan,,,,
Dan di Pernikahan itu,, Icha tersenyum tulus memandangi kedua mempelai yang sedang berbahagia itu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
b, i, a