
Putih selaksa pasir di tepian pantai
Riuh tertatih namun tak bertuan…
Mengais biduk hati pada Purnama kesepuluh..
Nelangsa menggapai asa yang tak sampai….
Ketika hati bertalut rindu menunggu sang pujangga kembali,,
Goreskan tinta biru
nyatanya abu-abu tak terbaca,,,
Lukisan aksara tenggelam pada pusaran,,, lalu hilang,,,
Berpendar pada mega,,, lalu jatuh berdebum di tanah dukacita..
Sang pujangga tertatih menggenggam pengharapan,,,
Fatamorgana cinta butakan matanya,, hapuskan jalannya,,,,
Gadis penyair menunggu,,, tetap menunggu,,,
Meski tau bahkan ribuan tahun pun tak kan pernah tergapai,,,
Gadis penyair sedih,,, gadis penyair resah,,,
Menghapus gundah di dada walau tiada tanda,,
Pandangi bulan orange di sela-sela sayap rapuh yang mulai patah,,,,
Menunggu hingga fajar bawakan senyum pujangga,,,
Untuk di bingkai pada pualam perak yang menggantung di
dinding hati,,,,
Meski kenyataan terbayang nyata di pelupuk mata,,,,
Meski raga kan hilang binasa tak tersisa,,,
Dan musim jelas berganti pada kenangan2 mimpi,,
Namun harapan tetap ada tergenggam erat pada janji-janji suci masa muda….
Namun rindu tetap hidup dalam dawai-dawai keabadian…
~ Citra Sari ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
b, i, a