
Babak Pertama,
Perjumpaan yang
biasa pada awalnya,,,, namun berakhir dengan sesuatu yg terdengar cukup
menyedihkan,,,, cinta yang hingga akhir tak pernah tersampaikan,,, cinta yag
bertahun2 dipendam dan terkubur di relung hati yang terdalam….
Cinta seorang
remaja pada sahabat karibnya,,,, sahabat yang bisa dibilang biasa2 saja,,,,
sama dengan laki2 kebanyakan,,,, namun entah kenapa selalu bisa mempesona di
hati sang gadis….
Cinta yang
diciptakan dari rasa persahabatan mereka yang kuat,,,, rasa saling memiliki
yang besar,,, saling perduli,,, saling mendukung,,,, tapi rasa itu juga yang
menciptakan dinding besar yang tidak kasat mata,,, mereka terlalu takut untuk
masuk lebih dalam,,, lebih dari sekedar persahabatan….
Si pria tak
pernah tau perasaan si gadis sahabat karibnya itu,,,, yang ia tau bahwa si
gadis selalu ada untuk setiap canda tawa dan juga masalah dan kesedihannya….
Si gadis terlalu
takut untuk melukiskan perasaannya di depan sahabatnya,,,,, ia terlalu takut
untuk kehilangan,,,, terlalu takut mengalami penolakan,,,, terlalu takut
hubungan ini menghancurkan persahabatan keduanya….
Jadilah cinta
ini hanya terpendam di hati sang gadis,,,,, bertahun2,,,, meski terkadang
hatinya berontak dan ingin meneriakkan betapa sungguh ia mencintai sahabatnya
itu,,,, namun tetap tidak bisa,,,, ia tak kuasa…. Ia kalah pada egonya yang menyuruhnya tetap
diam,,,, bungkam.
Bertahun2 ia
pupuskan harapannya,,, bertahun2 ia menunggu waktu yang tepat,,,, hingga menjelang
di tahun ke 5 persahabatan mereka,,,, tetap tak ada yang berubah,,,, tetap
sama… tetap bungkam….
Dan si gadis
akhirnya menyadari,,,, ada yang perlahan berubah,,,, si pria tak mungkin bisa
terus bersamanya,,, tak bisa terus menjaganya,,,, bercanda bersamanya,,,,, ada
batas yang memisahkan persahabatan itu…. Dan ternyata,,, si Pria mulai mengenal
cinta…. Cinta yang tumbuh di hatinya,,,, namun bukan untuk sahabatnya,,,, untuk
wanita lain,,,, untuk gadis lain….
Si Gadis Sahabatnya
itu tetap pada bagiannya,,,, ia tetap kokoh menjadi sahabatnya,,,, tetap pada tempatnya sebagai seorang sahabat…
tak berubah….
Di keremangan
senja,,, si Gadis tertunduk layu menyesali keadaanya… menyesali bibirnya yang tak dapat bersuara
ketika berada di depan pria sahabatnya itu,,,, menyesali akan cintanya yang
kandas begitu saja dengan kesadaran penuhnya…. Menorehkan luka yang cukup lebar
menganga di hatinya….
Tangis yang
slalu ia tahan selama ini buncah keluar bersama rasa cintanya yang juga menguap….
Melayang lalu hilang di telan kegelapan malam…. Cintanya saat ini tak utuh,,,, hanya separuh…
Dalam tangis
kepedihan,,, janji untuk membangun sepotong hati yang baru tercipta,,,,
sepotong hati yang coba ia susun kembali,,,, menguatkannya,,,, meski kenangan pahit itu akan tetap hidup di
dalam hatinya selamanya…..
~~~~~~ ## ~~~~~~
Babak Kedua,
Perjumpaan kali
ini perjumpaan yang biasa,,,, perjumpaan ketika menghadiri sebuah acara
teman,,, Si gadis bertemu dengan pria yang memang masih biasa saja…… tak ada
yang luar biasa pada pria itu…. Berawal dari masing2 dikenalkan oleh teman,,,,
lalu kemudian mereka semakin dekat,,,, dan semakin dekat…. Luka lama itu
akhirnya tertutup oleh sepotong hati yang baru yang coba ia bangun dengan susah
payah…. Sepotong rasa yang baru….
Ya,,,, ia mulai
membangun kembali cintanya,,, dan ternyata di perjumpaan kali ini,,,
perasaannya sama terbalaskan,, bagaikan gayung bersambut.. cintanya tidak
bertepuk sebelah tangan,,, si pria juga memiliki perasaan yang sama,,, cinta
yang sama…..
Hari2 jadi
terasa lebih indah,,,, lebih merona,,,, lebih menjanjikan masa depan percintaan
yang luar biasa….
Hingga pada
suatu hari hari2 indah itu harus tercabik oleh keinginan keluarga si Pria agar
anaknya kembali ke kampong halamannya dikarenakan kedua orang tuanya yang sudah
mulai renta…
Rasa itu menjadi
mengambang kini,,,, si Gadis tak rela bila mereka terpisah jarak,,, meski cinta
mereka tetap hidup walaupun terpisah di tempat yang jauh…. Namun si Pria
mencoba member pengertian….
Suatu hari ia
akan kembali,,,, menjemput si gadis,,, menjemput cintanya,,, dan menjadikan si
Gadis menjadi permaisuri di hidupnya…. Dengan tetap menjaga cinta itu hingga
pada saatnya nanti….
Janji itu
terlihat begitu nyata,,,,, begitu menjanjikan kisah yang indah…. Dan si Gadis
menunggu,,,, menunggu dan menunggu,,,, mereka tetap berkomunikasi melalui media
apapun,,,, si gadis tetap percaya bahwa kekasihnya akan kembali,,,, menjemput
janji bahagianya….
Namun ia juga
tidak menyadari,,,, setelah dua tahun menunggu,,,, janji itu juga belum di
semaikan…. Masih mengambang,,, ia mulai
sedih,,, mulai ragu,,,,
Si pria pun kini
mulai lupa akan janji2 yang ia ucapkan,,,, ia lupa akan rasa cinta yang sudah
ia tanam pada si Gadis kini sudah tumbuh mekar dan besar,,,, indah,,,, ia benar2 lupa,,,,
Dan ia mulai
mengenal cinta yang lain,,, meski tak seindah cintanya pada si gadis nun jauh
disana,,,, tapi cukup untuk melengkapinya di kampung halamannya,,,, Si Pria tak
bisa pergi,,, tak pernah bisa menjemput,,,, ia tau cintanya begitu besar,,,,
namun tak bisa ia raih….. ia tak kuasa,,,, karena orang tuanya yang tak bisa
ditinggalkan….
Akhirnya ia
mengabari keadaannya pada sigadis cintanya yang terpisah itu,,,, ia akan segera
menikah dengan gadis lain,,, ia terpaksa melupakan janji2nya yang dulu,,,, ia
terpaksa menghapusnya,,,, secara paksa… hanya melalui telepon,, dan itu begitu
menyakitkan….
Menorehkan luka
baru yang lebih luas,,,, menganga di hati si gadis…. Berdarah,,,,
Pupus seketika,,,,
hancur semua janji2 yang pernah di ucapkan,,,, menguap semua mimpi2 yang pernah
dibangun bersama…. Ia hancur,,,, remuk bersama hati si gadis…. Menyisakan tangis
yang mendalam,,,, tangis yang tak kunjung padam hingga Purnama ke delapan,,,,
~~~~~~ ## ~~~~~~
Babak Ketiga,
Perjumpaan kali
ini pun perjumpaan yang biasa,,,, di Purnama
kesembilan mereka bertemu,,,,
Si gadis yang
telah lelah dengan hatinya,,, tak terlalu bersemangat dengan pertemuan itu
awalnya….
Pertemuan di
kampus di tahun kedua menjelang ketiga…..
yahhh,,, awal yang sebenarnya biasa,,,,
Yang tidak biasa
itu perjalanan dari pertemanan itu,,,, terlalu penuh janji,,,, terlalu indah…
Mulai mengobati
luka2 lama yang telah 2 kali ditorehkan pada hatinya yang kecil…. Si gadis mulai menemukan cintanya yang baru…. Si
Pria pun mulai mengukir janji2 yang baru,,,, meski mengambang,,,, namun cukup
membuat luka2 itu terobati sedikit demi sedikit…
Namun si Gadis
salah,,,, ia tidak pernah menyadari bahwa Pria ini terlalu jauh dari
jangkauannya,,,, si Pria terlalu jauh
dari levelnya,,,, ia terlalu tinggi untuk di raih….. keluarganya,,,, hidupnya,,,,
kesehariannya,,,, terlalu tinggi dan menyilaukan….terlalu susah untuk di
raih,,, namun perasaan itu ia tekan dalam2….. ia merasa itu cintanya yang
baru,,,, membuatnya mulai bahagia,.,,mulai memunculkan kuncup baru pada hatinya….
meski janji2 bahagia itu tak kunjung datang,,,,,
Hubungan mereka
tetap pada pertemanan,,,,,, tetap di
tempatnya,,, meski mereka sering berjalan bersama,,, meski mereka sering
bercanda atau sekedar berbasa basi di telpon berdua…. Tetap sama… di tempatnya….
Hingga bayang2
luka baru itu muncul,,,, si Pria pergi dengan tiba2… menghilang,,,,
Tanpa alasan,,,,
tanpa penjelasan,,, tanpa pernah ada kata2….
Si Gadis
menangis terdiam di tempatnya,,,,, serasa begitu kelam,,,,, senjanya makin
terpuruk… ia hilang pijakan…. Tiga kali
ia terluka,,,, tiga kali juga hatinya binasa,,,,,,
Ia harus mulai
lagi dari awal,,,, mulai mengobati satu persatu kepingan hatinya yang hancur…. Merajutnya kembali satu persatu,,,,,, meski
kenangan2 itu tetap hidup,,,, dan terus hidup di hatinya….
Tiap kali ia
sendirian,,,, kenagan itu seperti kembali di hadapannya seperti lorong waktu 3
dimensi yang diputar kembali,,,, menghujamnya,,,, tepat di ulu hatinya….
Hampir setahun
ia berjuang untuk melupakan segalanya,,,, kisahnya yang begitu menyedihkan,,,
Ia mulai
bangkit,,, mulai berdiri,,, meski masih tertatih dankadang merangkak……
Namun yang tak
disangka,,,,, si Pria kembali,,,, tiba2,,, sangat tiba2,,,, mengucapkan maaf
yang dr dulu selalu ingin ia dengar,,, memberi penjelasan akan kepergiannya
yang begitu tiba2…. Dan ternyata penjelasan itu malah lebih menghantamnya tepat di
pusat hatinya…. Lukanya berdarah lagi…. Memerah
lagi….
Karena keluarga,,,,
karena keadaaan,,,, ia harus pergi,,, ia harus mundur dan menjauh,,,,, alasan itu
yang diungkapkan si Pria…. Dan si Gadis masih mencoba mengerti,,,, ia tetap tak bisa marah,,,, tak bisa membenci…. Meski ia harus membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul,,,,
Cintanya tetap hidup dan tersisa di dalam hatinya….. meski semua begitu nyata
bahwa tidak akan bisa lagi dilanjutkan….
Ia mengalah dan
mundur,,,,,
Ia mencoba memberi
pengertian pada hatinya,,,,
Mencoba mendamaikan
hatinya,,,,,karena memang itu yang bisa ia lakukan,,,,
Berdamai dengan
waktu,,,, berdamai dengan keadaan,,,,
Ia mencoba
melepaskan hatinya yang tak pernah utuh itu,,,, melepaskan dengan
sepenuhnya,,,, meski dengan kerelaan yang masih dipaksakan,,,,, meski butuh waktu seumur hidup untuk melupakannya... tapi memang itu
yang harus ia lakukan,,,, agar ia bisa memulai mengobati semuanya….
Melepaskannya,,,,,
membiarkan itu menguap dari genggamannya….
Kemudian mulai
lagi menyusun hati yang baru,,,, sepotong hati yang baru yang coba ia
bangun,,,, hati yang lebih kuat untuk menghadapi segalanya,,,, hati yang lebih
tegar untuk mengahapi apapun….
Dengan sepotong
hati yang baru,,, benar2 baru…. Ia berjalan ke depan,,,,, meninggalkan
potongan2 hati yang dulu telah rusak….
Semua tetap menjadi kenangan yang terus hidup di dalam hati,,,,, tak kan pernah mati,,,, tak kan pernah pergi....
Semua tetap menjadi kenangan yang terus hidup di dalam hati,,,,, tak kan pernah mati,,,, tak kan pernah pergi....
~ Citra Sari ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
b, i, a