Senin, 27 Januari 2014

Rubahlah "Kemungkaran" dengan Tanganmu, Lisanmu atau Hatimu

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم




Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Sa’id Al Khudri RA, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

“Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Kalau ia tidak mampu (dengan tangannya), maka dengan lisannya. Kalau ia tidak mampu (dengan lisannya), maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”


#Quote: FB OkiSetianaDewi

Membaca Al Quran Adalah "PERDAGANGAN" Yang Tidak Pernah Merugi

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم





{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.

“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”

(QS. Fathir: 29-30)


#Quote: FB Oki Setiana Dewi

Kamis, 02 Januari 2014

About JILBAB

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Dear readers,,,
Did u wear Hijab, Girls?? If Yes, let see this.. :)
Apakah kita sudah mengenali Jilbab yang kita gunakan sehari-hari???
Jilbab apa sih namanya yang biasa kita pakai???
pengen tau..????
yuukkk intip yang satu ini....
















A.      Macam-Macam Jilbab

1.       Persegi Empat
Biasanya jilbab Persegi Empat berukuran 1m x 1m hingga 1.5m x 1.5 m.
Contoh jilbab persegi empat :
-      Scraft Persegi Empat
-      Jilbab Paris
-      Jilbab Katun/Kasa/Serat

2.       Persegi Panjang
Biasanya jilbab persegi panjang berukuran 180 cm x 60 cm hingga 2 m x 75 cm.
Contoh jilbab persegi panjang:
-          Pashmina bahan wol
-          Syal/scarf persegi panjang
-          Pashmina bahan katun, dan
-          Pashmina silk.

3.       Jilbab Praktis
Jilbab ini biasa disebut jilbab bergo atau jilbab praktis yang sudah dirancanguntuk  langsung dipakai. Mayoritas jilbab ini tanpa menggunakan penqait/alat bantu pengaman jilbab (peniti/pentul).
Contoh jilbab bergo:
-          Jilbab bergo
-          lilbab manset
-          iilbab hoodie

4.       Lainnya
-          Afghani Burqa
-          Chador
-          Burda
-          Dsb

B.      Macam – Macam Dalaman Jilbab
1.       Bandana
2.       Brokat
3.       Ciput
-          Topl
-          Marocco
4.       Ninja


# Macam-Macam Bentuk Ciput Ninja

-          Ciput Ninja
Ciput ninja kerudung dasar yang dipakai sebelum memakai jilbab, bentuknya seperti berqo pendek tetapi tidak ada pet di depannya dan menutup sampai ke bagian leher.

-          Ciput Modifikasi
Ciput modifikasi bentuknya seperti bandana tetapi lebarnya dari dahi hingga ke kepala, selain itu juga warna dasar dari bahan yang dipakai sudah dimodlfikasi yaitu bisa satu atau dua warna.

-          Ciput Pet/Topi
Ciput pet terdiri dari beberapa bentuk, yakni pet yang berbentuk lebar sampai menutupi telinga, pet yang berbentuk sedanq dan kecil . Dalam penggunaannya pilihlah warna-warna dasar sehingga bisa dipakai dengan beberapa macam warna jiibab luarnya.

-          Ciput Cepol
Ciput ini di dalamnya terdapat cepol . Ciput cepol digunakan jika ingin mendapatkan kesan tlnggl pada jilbab dan apabila si pemakai jilbab mempunyai rambut yanq tipis.


# Tips Mengenakan Jilbab di Momment Tertentu
Do
-        Pilhlah model jilbab yang sesual dengan kepribadian Anda, sehingga pada saat dipakai Anda merasa percaya diri dan nyaman.
-       Sebisa mungkin padupadankan koleksi kerudung atau jilbab yang Anda miliki, sehingga Anda dapat menemukan gaya kerudung atau jilbab yang baru.
-       Sesuaikan warna dan motif kerudung serta busana yang akan dikenakan denqan bentuk wajah dan bentuk tubuh agar saat dipakai terlihat serasi dan sepadan.
-          Pilihlah bahan kerudung yang tidak menimbulkan rasa panas di kepala pada saat dikenakan
-          Dalam pemilihan ciput dan jenls kerudung (pashmina, segi empat, atau bergo) sebaiknya disesuaikan dengan bentuk muka dan busana yang akan dipakai.
-          Gunakanlah aksesoris untuk menambahkan aksen dalam kreasi kerudung Anda
-          Keluarkan rasa percaya diri Anda dengan apa yang Anda kenakan.

Don't
-      Tidak berani mencoba model-model kerudung atau jilbab sehingga Anda “terjebak” dengan mode kerudung yang itu itu saja.
-          Jangan memaksakan diri menglkuti model kerudung atau jilbab yang sedang popular jika tidak sesuai dengan bentuk wajah dan kepribadian Anda.
-          Memakai kerudung dengan mode yang tidak sesuai dengan syariah aqama.


# Tips Mix and Match Busana dengan Aksesoris
-    Jika klta ingin mengenakan busana muslimah yang sudah ramai atau banyak detailnya, pilihlah aksesoris yang tidak terlalu mencolok baik dari segi warna maupun pernak perniknya atau pilih aksesoris yanq sederhana dan kecil.
-   Jika kita memiliki tubuh yang kurus, jangan sekali-kali menggunakan aksesoris tambahan yang berukuran besar karena akan terlihat tidak seimbang. Namun jika kita memliki tubuh yanq tinqqi dan gemuk maka kita dapat memilih gelang dengan ukuran besar dan dapat  menqenakan beberapa gelang kecil-kecil.
-     Jika kita suka mengenakan pakaian polos namun ingin menambahkan sediklt aksesoris, kita dapat mengkreasikan jilbab kita dibentuk scraft misalnya.
-          Perhatikan detail bahan, warna sampai motif baju yang akan kita pakai dengan aksesoris.
-    Pilihlah aksesorl yang tidak hanya dllihat dari gaya dan trennya saja, namun coba dilihat dari sisi kenyamanan dan tentunya yang sesuai dengan kepribadian kita, sehingga tidak kehilangan ciri khas dari diri kita.

# Tips Mengenakan Busana Muslimah di Momment Tertentu.
Do
  • Pilih baju pesta yang sesuai dengan kepribadian kita, kalau kita merasa tidak nyaman dalam memakainya, hal ini akan terpancar secara keseluruhan dalam penampilan kita.
  • Perhatikan apakah ada dress code yang sudah ditentukan oleh pihak pengundang, hal ini akan mempermudah kita untuk memutuskan baju apa yang akan dipakai.
  • Perhatikan jenis pesta yang akan dihadiri, apakah itu pesta sunatan, pernikahan atau pesta antar teman biasa.
  • Jika akan menghadiri pesta siang hari, pilihlah baju muslimah dengan pilihan warna yang terang. Pemilihan bahan juga perlu diperhatikan. Pilih bahan yang mudah menyerap keringat dan sebaiknya pilih bahan yang tidak mudah kusut. 
  • Jika pestanya malam hari, pilih busana muslimah yang terkesan glamour. Misalnya ada motif bordir warna emas atau perak.
  • Saat berolahraga, pilihlah bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu ketat di tubuh kita, sehinqqa kita nyaman bergerak.

Don't
  • Jangan memaksakan diri memakai baju yang tidak sesuai dengan tubuh kita.
  •  Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
  • Jangan membeli baju yang kita sukai secara impulsif. Lebih baik cari baju pesta jauh jauh hari, sehingga kita bisa mencoba berbagai jenis baju dan menemukan yang benar-benar cocok dengan kepribadian kita.
  •  Tidak berani mencoba model yang lain sehingga orang melihat kita hanya terpaku pada satu gaya.

Ingat Akan Mati Su'ul Khotimah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم




Setiap orang pasti menginginkan berada pada akhir kehidupan yang baik (husnul khotimah), bukan pada yang buruk (su’ul khotimah). Namun sudah sering kita saksikan ada beberapa orang yang mati dengan sangat tragis, sangat mengerikan yang mungkin kita belum pernah melihat sebelumnya. Su’ul khotimah inilah yang patut kita waspadai dan berusaha untuk tidak berada di ujung kehidupan semacam itu.
Saudaraku, perlu kiranya engkau tahu bahwa su’ul khotimah (mati dalam keadaan buruk) memiliki sebab yang seharusnya setiap orang menjauhinya. Sebab utama adalah karena berpaling dari agama Allah. Hal ini dapat berupa berpaling dari istiqomah, lemahnya iman, rusaknya i’tiqod (keyakinan), dan terus menerus dalam maksiat.


Beberapa Kisah Akhir Hidup yang Begitu Jelek
Ada suatu kisah yang menunjukkan seseorang yang terlalu sibuk dengan dunia sehingga lupa akan akhirat. Lihatlah bagaimanakah akhir hidupnya.
Ia seorang pedagang kain yang biasa menjual kain. Tatkala sakratul maut ia bukan menyebut kalimat yang mulia “laa ilaha illallah”, namun yang ia sebut adalah, “Ini kain baru, ini kain baru. Ini pas untukmu. Kain ini amat murah.” Akhirnya ia pun mati setelah mengucapkan kalimat semacam itu. Padahal kalimat terbaik yang diucapkan saat sakratul maut adalah kalimat laa ilaha illallah.
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)
Ada juga orang yang kesehariannya sibuk bermain catur. Ketika sakratul maut, ia diperintahkan untuk menyebut kalimat “laa ilaha illallah”. Namun apa yang ia katakan kala maut menjemput? Ia malah mengucapkan, “Skak!” Lalu ia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Mati bukan menyebut kalimat tahlil, namun menyebut kata “skak”. Wallahul musta’an.
Ada pula orang yang kesehariannya biasa menegak arak (khomr). Ketika maut menjemput, ia ingin ditalqinkan (dituntun baca kalimat tahlil, laa ilaha illallah). Namun apa yang ia ucapkan? Ia malah berkata saat sakratul maut, “Mari tuangkan arak untukku, minumlah!” Lantas ia pun mati dalam keadaan seperti itu. Laa haula quwwata illa billah ‘aliyyil ‘azhim.[1]


Pengaruh Teman Bergaul yang Buruk Semasa Hidup
Ulama tabi’in, Mujahid rahimahullah berkata, “Barangsiapa mati, maka akan datang di hadapan dirinya orang yang satu majelis (setipe) dengannya. Jika ia biasa duduk di majelis orang yang selalu menghabiskan waktu dalam kesia-siaan, maka itulah yang akan menjadi teman dia tatkala sakratul maut. Sebaliknya jika di kehidupannya ia selalu duduk bersama ahli dzikir (yang senantiasa mengingat Allah), maka itulah yang menjadi teman yang akan menemaninya saat sakratul maut.”[2]

Bukti dari perkataan Mujahid di atas terdapat pada kisah Abu Tholib berikut ini.

لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - لأَبِى طَالِبٍ « يَا عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ » . فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ ، أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ ، وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

"Ketika menjelang wafatnya Abu Tholib, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya dan ternyata sudah ada Abu Jahal bin Hisyam dan 'Abdullah bin Abu Umayyah bin Al Mughirah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, kepada Abu Tholib, "Wahai pamanku katakanlah laa ilaaha illallah, suatu kalimat yang dengannya aku akan menjadi saksi atasmu di sisi Allah". Maka berkata, Abu Jahal dan 'Abdullah bin Abu Umayyah, "Wahai Abu Thalib, apakah kamu akan meninggalkan agama 'Abdul Muthalib?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terus menawarkan kalimat syahadat kepada Abu Tholib dan bersamaan itu pula kedua orang itu mengulang pertanyaannya yang berujung Abu Tholib pada akhir ucapannya tetap mengikuti agama 'Abdul Muthalib dan enggan untuk mengucapkan laa ilaaha illallah.”(HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 24)

Akibat Maksiat dan Godaan Syaithon
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya dosa, maksiat dan syahwat adalah sebab yang dapat menggelincirkan manusia saat kematiaanya, ditambah lagi dengan godaan syaithon. Jika maksiat dan godaan syaithon terkumpul, ditambah lagi dengan lemahnya iman, maka sungguh amat mudah berada dalam su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek).”[3]

Agar Selamat dari Su’ul Khotimah
Ibnu Katsir rahimahullah kembali melanjutkan penjelasannya:
“Su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek)—semoga Allah melindungi kita darinya—tidaklah terjadi pada orang yang secara lahir dan batin itu baik dalam bermuamalah dengan Allah. Begitu pula tidak akan terjadi pada orang yang benar perkataan dan perbuatannya. Keadaan semacam ini tidak pernah didengar bahwa orangnya mati dalam keadaan su’ul khotimah sebagaimana kata ‘Abdul Haq Al Isybili. Su’ul khotimah akan mudah terjadi pada orang yang rusak batinnya dilihat dari i’tiqod (keyakinannya) dan rusak lahiriahnya yaitu pada amalnnya. Su’ul khotimah lebih mudah terjadi pada orang yang terus menerus dalam dosa besar dan lebih menyukai maksiat. Akhirnya ia terus menerus dalam keadaan berlumuran dosa semacam tadi sampai maut menjemput sebelum ia bertaubat.”[4]

Doa Menggapai Kebahagiaan

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم





Berkata Fadhilatusy Syaikh Abdur Rahman bin Nashir As’Sa’diy -Rahimahullah:

Termasuk hal yang paling berguna untuk menyambut masa depan yang baik adalah: “Menggunakan do’a yang pernah dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam:

“Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan urusan pokokku, perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku, perbaikilah akhiratku yang ke sanalah tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini tambahan bagiku dalam setiap kebaikan dan (jadikanlah) kematian itu istirahat bagiku dari setiap keburukan.” (HR. Muslim)

Begitu pula do’a beliau:

“Ya Allah, aku mengharapkan rahmatMu, maka janganlah Kau pasrahkan (urusan)ku pada diriku sendiri walau sekejap mata. Dan perbaikilah urusanku semuanya. Tidak ada sesembahan yang haq melainkan Engkau.” (HR. Abu Daud dengan sanad shahih)

Bila seorang hamba memanjatkan do’a ini -untuk kebaikan agama dan dunianya pada masa yang akan datang- disertai hati yang hadir, niat yang benar dan memang berusaha untuk itu, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan do’a, harapan dan apa yang dia usahakan. Berubahlah kesedihannya menjadi kebahagiaan dan kesenangan.