Jumat, 19 September 2014

Tere Liye Quotes

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

“Aku harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”

--Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

Menangis tidak selalu simbol lemah tak berdaya.
Menangis dalam situasi tertentu justetu adalah simbol kekuatan, kesabaran, dan kehormatan. Apalagi jika tidak ada yang tahu.

*Tere Liye
 ~~~~~~~ # ~~~~~~~

“Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya. Sungguh berat, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”

-- Tere liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
  ~~~~~~~ # ~~~~~~~

"Kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya."

--Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
~~~~~~~ # ~~~~~~~

“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.

Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”

― Tere Liye, Novel: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin 
~~~~~~~ # ~~~~~~~

"Kau tidak pernah ingin kembali, karena aku tidak pernah menjadi tempat kau pulang." 
 --Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
~~~~~~~ # ~~~~~~~

“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.”

— Tere Liye, novel "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin"
~~~~~~~ # ~~~~~~~

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”

--Tere Liye, novel 'Eliana'
~~~~~~~ # ~~~~~~~

Anak cewek itu harus gesit, tangguh, cekatan, rajin dan sifat yg lebih mendasar lainnya. Kalau cuma imut, lucu, menggemaskan, warna-warni, sy rasa boneka barbie juga punya sifat artifisial seperti itu.

Jadilah anak cewek yang mandiri, punya cita-cita, dan bisa diandalkan.   
--Tere Liye 
~~~~~~~ # ~~~~~~~

Ada orang2 yang boleh jadi sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh, dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justeru membawa kedamaian.
Nasehat lama ini menarik dipikirkan. 
--Tere Liye 
~~~~~~~ # ~~~~~~~

Teman yang baik, yang tidak sekadar menjadi teman, ada di saat susah, tapi juga saling mengingatkan dalam kebaikan, berani meluruskan jika kita melakukan khilaf adalah salah satu harta paling berharga di dunia.
Jika kita tdk memilikinya, maka mulailah dengan menjadi teman seperti itu ke siapa saja, maka semoga mekanisme ini akan bekerja dgn mengagumkan.  
--Tere Liye  
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

“Seseorang yang kita lupakan, boleh jadi yang mengingat kita paling banyak”
"Seseorang yang kita sakiti, boleh jadi yang memikirkan kita paling sering"

*Tere Liye
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 
 
Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan.
Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jodoh yg baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.  
 *Tere Liye
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

"Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut. Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karna materi. Tetapi seseorang yang menccintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk."

* Tere Liye, novel "Berjuta Rasanya"
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagi perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan.”

— Tere Liye. Novel “Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah”
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

Terkadang cara membalas terbaik justru dengan tidak membalas.

--Tere Liye, novel "Ayahku bukan pembohong"  
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

Kita tidak bisa dengan mudah, seketika men-delete, meng-undo, bahkan restart atau shut down perasaan yang terlanjur tumbuh.
Karena itu, hati2lah jika hendak meng-install perasaan di hati. Jangan begitu mudah, semua aplikasi perasaan dari mana-mana di-install. Boleh jadi ada yang bervirus mematikan.

--Tere Liye  
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

Kisah cinta yang indah, tidak harus ber-setting di Paris, Seoul, Kairo, atau Sydney. Kisah cinta yang indah bisa saja ber-setting di Bogor, Probolinggo, Bukit Tinggi, atau mungkin Tarakan. Ber-setting kota (atau desa) tempat kita tinggal. Dan pemeran utamanya adalah kita.

Semua kisah cinta spesial, sepanjang dikelilingi rambu2 agama, tumbuh di hati dengan pemahaman yang baik.

*Tere Liye  
~~~~~~~ # ~~~~~~~ 

Rabu, 03 September 2014

Tak Ada Tempat untuk "Harta" di Hati

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Tak bisa lepas dari kecintaan pada harta. Begitulah anggapan umum tentang kaum hawa. Namun nyatanya ada sebagian sosok yang tak mudah teperdaya kemilau harta. Wanita-wanita shalihah ini tahu kekayaan terbaik bukanlah harta berlimpah.

Ummul Mukminin Aisyah ra adalah salah satu wanita didikan terbaik dari Rasulullah saw. Bagaimana tidak, sebagai istri, dia melihat langsung dari hari ke hari kehidupan suaminya itu. Sebagaimana Rasulullah saw, Aisyah tak pernah menyimpan harta walau sedikit. Setiap kali rezeki menghampiri akan segera ia bagikan kepada fakir miskin. Suatu hari, saat berpuasa dia membagikan seratus ribu dirham kiriman Muawiyah. Tak ada sekeping pun yang tersisa. Pembantunya berkata, “Andai kau sisakan sekeping saja tentu kita dapat membeli daging untuk berbuka.” Aisyah berkata, “Bila kau katakan tadi sebelum habis kubagikan, pasti akan kulakukan.” Di saat lain, putri Abu Bakar ini membagikan 70.000 dirham, padahal ia sendiri menambal bajunya. Baginya secepat harta datang, secepat itu pula ia bagikan tanpa sisa. Cukuplah bagi Aisyah apa yang dimilikinya.

Setali tiga uang dengan saudarinya, Asma’ binti Abu Bakar ra juga punya pandangan yang sama tentang harta. Tak layak baginya harta “menginap” di rumahnya. Menurut putranya, Abdullah bin Zubair, jika Asma’ memiliki sesuatu, tak akan pernah disimpannya sampai besok, segera saja ia bagikan. Asma’ dan suaminya bukan orang kaya, tapi itu tak menghalanginya untuk banyak bersedekah. Asma memberi nasihat, “Jika kalian menunggu bersedekah hingga harta berlebih, kalian tak akan meraih keutamaan. Sesungguhnya, jika kalian bersedekah, kalian tidak akan merasa kehilangan.”

Di masa selanjutnya, seorang wanita tabi’in pun bersikap sama. Dialah Ummu Banin binti Abdul Aziz, saudari Umar bin Abdul Aziz. Ummu Banin menikah dengan Walid bin Abdul Malik, khalifah di masa itu. Meski hidup berlimpahan harta, itu bukan segala-galanya. Setiap hari Jumat dia memerdekakan budak dan bersedekah sebanyak beban unta. Dia juga suka mengumpulkan para wanita di rumahnya, lalu memakaikan mereka baju terbaik dan membekali beberapa keping dinar untuk mereka bagikan kepada fakir miskin. Ummu Banin berkata, “Aku tak pernah iri kepada siapa pun, kecuali kepada orang yang beramal kebajikan.” Ia begitu muak pada kekikiran. Baginya kedermawanan adalah jalan untuk mendapat nikmat Allah sekaligus jalan ke surga. Semua kebaikan akan berpulang kepada yang mengamalkannya.

Dalam pandangan manusia, harta pastilah indah. Namun, dalam pandangan manusia shalih, harta yang indah itu hanyalah sarana memperbanyak amal kebajikan agar Allah ridha atas mereka.

Dikutip dari "Majalah Ummi - No. 08"