
Tak bisa lepas dari kecintaan pada harta.
Begitulah anggapan umum tentang kaum hawa. Namun nyatanya ada sebagian sosok
yang tak mudah teperdaya kemilau harta. Wanita-wanita shalihah ini tahu
kekayaan terbaik bukanlah harta berlimpah.
Ummul
Mukminin Aisyah ra adalah salah satu wanita didikan terbaik dari
Rasulullah saw. Bagaimana tidak, sebagai istri, dia melihat langsung dari hari
ke hari kehidupan suaminya itu. Sebagaimana Rasulullah saw, Aisyah tak pernah menyimpan
harta walau sedikit. Setiap kali rezeki menghampiri akan segera ia bagikan kepada
fakir miskin. Suatu hari, saat berpuasa dia membagikan seratus ribu dirham kiriman
Muawiyah. Tak ada sekeping pun yang tersisa. Pembantunya berkata, “Andai kau sisakan
sekeping saja tentu kita dapat membeli daging untuk berbuka.” Aisyah berkata,
“Bila kau katakan tadi sebelum habis kubagikan, pasti akan kulakukan.” Di saat
lain, putri Abu Bakar ini membagikan 70.000 dirham, padahal ia sendiri menambal
bajunya. Baginya secepat harta datang, secepat itu pula ia bagikan tanpa sisa. Cukuplah
bagi Aisyah apa yang dimilikinya.
Setali tiga uang dengan saudarinya, Asma’ binti Abu Bakar ra juga punya
pandangan yang sama tentang harta. Tak layak baginya harta “menginap” di
rumahnya. Menurut putranya, Abdullah bin Zubair, jika Asma’ memiliki sesuatu,
tak akan pernah disimpannya sampai besok, segera saja ia bagikan. Asma’ dan
suaminya bukan orang kaya, tapi itu tak menghalanginya untuk banyak bersedekah.
Asma memberi nasihat, “Jika kalian menunggu bersedekah hingga harta berlebih,
kalian tak akan meraih keutamaan. Sesungguhnya, jika kalian bersedekah, kalian tidak
akan merasa kehilangan.”
Di masa selanjutnya, seorang wanita
tabi’in pun bersikap sama. Dialah Ummu
Banin binti Abdul Aziz, saudari Umar bin Abdul Aziz. Ummu Banin menikah
dengan Walid bin Abdul Malik, khalifah di masa itu. Meski hidup berlimpahan
harta, itu bukan segala-galanya. Setiap hari Jumat dia memerdekakan budak dan
bersedekah sebanyak beban unta. Dia juga suka mengumpulkan para wanita di
rumahnya, lalu memakaikan mereka baju terbaik dan membekali beberapa keping
dinar untuk mereka bagikan kepada fakir miskin. Ummu Banin berkata, “Aku tak
pernah iri kepada siapa pun, kecuali kepada orang yang beramal kebajikan.” Ia
begitu muak pada kekikiran. Baginya kedermawanan adalah jalan untuk mendapat
nikmat Allah sekaligus jalan ke surga. Semua kebaikan akan berpulang kepada
yang mengamalkannya.
Dalam pandangan manusia, harta
pastilah indah. Namun, dalam pandangan manusia shalih, harta yang indah itu
hanyalah sarana memperbanyak amal kebajikan agar Allah ridha atas mereka.
Dikutip dari "Majalah Ummi - No. 08"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
b, i, a