Rabu, 03 September 2014

Tak Ada Tempat untuk "Harta" di Hati

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Tak bisa lepas dari kecintaan pada harta. Begitulah anggapan umum tentang kaum hawa. Namun nyatanya ada sebagian sosok yang tak mudah teperdaya kemilau harta. Wanita-wanita shalihah ini tahu kekayaan terbaik bukanlah harta berlimpah.

Ummul Mukminin Aisyah ra adalah salah satu wanita didikan terbaik dari Rasulullah saw. Bagaimana tidak, sebagai istri, dia melihat langsung dari hari ke hari kehidupan suaminya itu. Sebagaimana Rasulullah saw, Aisyah tak pernah menyimpan harta walau sedikit. Setiap kali rezeki menghampiri akan segera ia bagikan kepada fakir miskin. Suatu hari, saat berpuasa dia membagikan seratus ribu dirham kiriman Muawiyah. Tak ada sekeping pun yang tersisa. Pembantunya berkata, “Andai kau sisakan sekeping saja tentu kita dapat membeli daging untuk berbuka.” Aisyah berkata, “Bila kau katakan tadi sebelum habis kubagikan, pasti akan kulakukan.” Di saat lain, putri Abu Bakar ini membagikan 70.000 dirham, padahal ia sendiri menambal bajunya. Baginya secepat harta datang, secepat itu pula ia bagikan tanpa sisa. Cukuplah bagi Aisyah apa yang dimilikinya.

Setali tiga uang dengan saudarinya, Asma’ binti Abu Bakar ra juga punya pandangan yang sama tentang harta. Tak layak baginya harta “menginap” di rumahnya. Menurut putranya, Abdullah bin Zubair, jika Asma’ memiliki sesuatu, tak akan pernah disimpannya sampai besok, segera saja ia bagikan. Asma’ dan suaminya bukan orang kaya, tapi itu tak menghalanginya untuk banyak bersedekah. Asma memberi nasihat, “Jika kalian menunggu bersedekah hingga harta berlebih, kalian tak akan meraih keutamaan. Sesungguhnya, jika kalian bersedekah, kalian tidak akan merasa kehilangan.”

Di masa selanjutnya, seorang wanita tabi’in pun bersikap sama. Dialah Ummu Banin binti Abdul Aziz, saudari Umar bin Abdul Aziz. Ummu Banin menikah dengan Walid bin Abdul Malik, khalifah di masa itu. Meski hidup berlimpahan harta, itu bukan segala-galanya. Setiap hari Jumat dia memerdekakan budak dan bersedekah sebanyak beban unta. Dia juga suka mengumpulkan para wanita di rumahnya, lalu memakaikan mereka baju terbaik dan membekali beberapa keping dinar untuk mereka bagikan kepada fakir miskin. Ummu Banin berkata, “Aku tak pernah iri kepada siapa pun, kecuali kepada orang yang beramal kebajikan.” Ia begitu muak pada kekikiran. Baginya kedermawanan adalah jalan untuk mendapat nikmat Allah sekaligus jalan ke surga. Semua kebaikan akan berpulang kepada yang mengamalkannya.

Dalam pandangan manusia, harta pastilah indah. Namun, dalam pandangan manusia shalih, harta yang indah itu hanyalah sarana memperbanyak amal kebajikan agar Allah ridha atas mereka.

Dikutip dari "Majalah Ummi - No. 08"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

b, i, a