
Bumi rasanya berhenti berotasi
Membiarkan panas melekat erat dihari-hari kita
Menghamparkan hawa pekat yang kian menjerat
Bahkan udara disekeliling kita juga ikut sembunyi di bawah
pohon pohon gersang kekeringan
Entah enggan untuk beranjak pergi atau malas membuka kembali
pahatan rindu dari musim semi
Karna musim gugur selalu tak tepati janji
Mungkin panas kali ini masih ingin bermalas-malasan,,
Membiarkan pelukannya lama tak berongga agar tak diselingi
hujan,,,,
Mungkin cemburu dengan manusia-manusia yang selalu menari
saat hujan tiba menyambangi
Tapi,,,, rasanya aku
melewatkan sesuatu,,,
Kupikir aku bisa mencari butiran hujan pada botol kaca yang
kusimpan dilemari
Lemari dengan bingkai kayu dengan ukiran-ukiran dari pohon
mahoni..
Tapi nyatanya tak kutemukan sisa basah pada alasnya untuk
yang kesekian kali
Yang kusadari sudah 3 bulan ini tak pernah lagi jemariku
menyentuk sejuknya awan basah,,
Juga dinginnya bulir air yang merembab di sudut jendela,,,
Sepertinya aku harus mulai mengambil secarik kertas juga pena
untukku menulis,,
Kusiapkan amplop kecil berwarna merah jambu bertuliskan “titip
rindu pada senyum merona hujan”
Dan aku menulis,,,
“Tuhan,,
Aku tak ingin memaksa,,, hanya sekedar merayumu dengan pintaku,,
Berharap Engkau kembali bermurah hati,, menghadirkan tarian
hujan diKota ku sore nanti”…
~ Citra Sari ~ 6 Maret 2014
~ Citra Sari ~ 6 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
b, i, a