Kamis, 06 Maret 2014

Surat Musim Panas

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



 

Bumi rasanya berhenti berotasi
Membiarkan panas melekat erat dihari-hari kita
Menghamparkan hawa pekat yang kian menjerat
Bahkan udara disekeliling kita juga ikut sembunyi di bawah pohon pohon gersang kekeringan
Entah enggan untuk beranjak pergi atau malas membuka kembali pahatan rindu dari musim semi
Karna musim gugur selalu tak tepati janji

Mungkin panas kali ini masih ingin bermalas-malasan,,
Membiarkan pelukannya lama tak berongga agar tak diselingi hujan,,,,
Mungkin cemburu dengan manusia-manusia yang selalu menari saat hujan tiba menyambangi

Tapi,,,,  rasanya aku melewatkan sesuatu,,,
Kupikir aku bisa mencari butiran hujan pada botol kaca yang kusimpan dilemari
Lemari dengan bingkai kayu dengan ukiran-ukiran dari pohon mahoni..
Tapi nyatanya tak kutemukan sisa basah pada alasnya untuk yang kesekian kali
Yang kusadari sudah 3 bulan ini tak pernah lagi jemariku menyentuk sejuknya awan basah,,
Juga dinginnya bulir air yang merembab di sudut jendela,,,

Sepertinya aku harus mulai mengambil secarik kertas juga pena untukku menulis,,
Kusiapkan amplop kecil berwarna merah jambu bertuliskan “titip rindu pada senyum merona hujan”
Dan aku menulis,,,
“Tuhan,,
Aku tak ingin memaksa,,, hanya sekedar merayumu dengan pintaku,,
Berharap Engkau kembali bermurah hati,, menghadirkan tarian hujan diKota ku sore nanti”…

~ Citra Sari ~ 6 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

b, i, a