
Kalau kita tidak
bisa memperoleh apa yang kita cintai, maka cintailah apa yang kita
miliki sekarang.
Karena cinta sejati, bukan sekadar angan, keinginan, mimpi. Tapi dalam banyak situasi cinta sejati adalah rasa syukur dalam keseharian. Dan ini berlaku dalam banyak hal. Ketika kita tidak bisa memperoleh sekolah/kampus yang kita cintai, kita inginkan, maka cintailah sekolah/kampus kita sekarang, boleh jadi ada rahasia besar di dalamnya. Jangan dibanding2kan, jangan merasa minder. Pun saat kita tidak bisa menggapai jenis pekerjaan yang kita cintai, idamkan, maka cintailah pekerjaan kita sekarang. Terus bekerja dengan sungguh2, tidak banyak mengeluh, tidak malas2an, apalagi penuh perhitungan adalah bentuk kongkret dari cinta sejati, kebersyukuran.
Karena cinta sejati, bukan sekadar angan, keinginan, mimpi. Tapi dalam banyak situasi cinta sejati adalah rasa syukur dalam keseharian. Dan ini berlaku dalam banyak hal. Ketika kita tidak bisa memperoleh sekolah/kampus yang kita cintai, kita inginkan, maka cintailah sekolah/kampus kita sekarang, boleh jadi ada rahasia besar di dalamnya. Jangan dibanding2kan, jangan merasa minder. Pun saat kita tidak bisa menggapai jenis pekerjaan yang kita cintai, idamkan, maka cintailah pekerjaan kita sekarang. Terus bekerja dengan sungguh2, tidak banyak mengeluh, tidak malas2an, apalagi penuh perhitungan adalah bentuk kongkret dari cinta sejati, kebersyukuran.
Sungguh tidak
akan mengerti hakikat terdalamnya cinta, orang2 yang selalu saja mendefinisikan
cinta itu adalah sesuatu yang harus dikejar, dimiliki. Karena boleh jadi,
ketika sibuk mengejarnya, dia akan kehilangan kesempatan bahwa di sekitarnya
berserakan miliknya.
Kita menyukai
seseorang misalnya? Siang malam terbebani oleh perasaan tersebut, lantas apa
yang harus dilakukan? Kalau kita pejuang tangguh, silahkan berangkat mengejar
seseorang tersebut, taklukkan, miliki. Jadilah pangeran gagah perkasa. Tapi
saat semua sudah digapai, lantas kenapa? So what? Apakah kemudian seperti di
film2, akan muncul tulisan besar "the end"? Selesai. Penonton pulang,
film berakhir bahagia.
Nyatanya tidak,
di dunia nyata, perjalanan masih terus berlanjut, dan boleh jadi, ternyata
semua tidak seseru yang kita harapkan. Ketahuilah, pernikahan paling bahagia
antara dua kekasih hati bahkan tidak selesai saat mereka menikah. Film
kehidupan itu justeru baru berubah menjadi sungguhan drama, thriller, aksi,
atau horor saat telah menikah. Masalah datang silih berganti. Pertengkaran
meletus. Dan dalam titik paling ekstrem, kehilangan cinta yang dulu sungguh
tinggi menyala.
Maka, kalau kita tidak bisa memperoleh apa yang kita cintai, selalu
cintailah apa yang kita miliki sekarang. Keluarga kita sekarang, teman2 kita
sekarang, pekerjaan kita sekarang, sekolah/kampus kita sekarang. Maka semuanya
sungguh akan menjadi cinta sejati kita.
By *Tere Liye
By *Tere Liye
Re-Post** ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
b, i, a